TAMIANG LAYANG- Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas mengajak semua elemen untuk bersama-sama komitmen memerangi stunting di Gumi Jari Janang Kalalawah. Dengan bekerjasama dengan serius maka diharapakan tidak ada lagi muncul kasus stunting di Kabupaten Barito Timur.
Hal tersebut disampaikan Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas dalam sambutanya yang dibacakan oleh Asisten III Setda Kabupaten Barito Timur Edius Uhing, SE, MM, pada acara Rembuk Sutnting Kabupaten Barito Timur Tahun 2023 di Aula Bappelitbangda Kabupaten Barito Timur, Senin (28/08/2023).
Lebih jauh Bupati Barito Timur menjelaskan eleman-eleman yang harus bekerjasama dan bersama-sama dalam penanganan dan pencegahan stutning adalah sektor pemerintahan, sektor non pemerintahan dan masyarakat.
Melalui kesempatan tersebut Bupati Barito Timur juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya acara rembuk stunting Kabupaten Barito Timur Tahun 2023 ini. Bupati Bartim dua periode ini menjelaskan Stunting adalah gangguan pertumbuhan serta perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yang ditetapkan, dimana kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis ini terjadi terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dimana kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1000 HPK.
Dikatakan Bupati, Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal, hal ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang dibawah rata-rata sehingga bisa berakibat pada prestasi belajar anak disekolah menjadi buruk.
Dijelaskan Bupati, dalam tingkat prevalensi stunting yang terjadi di Kabupaten Barito Timur saat ini, perlu mendapat perhatian yang sangat serius, untuk dapat diatasi bersama-sama dari semua pihak yang terkait, baik sektor pemerintah kabupaten dan kecamatan, pemerintah desa, individu, komunitas, CSR, lembaga non pemerintah, maupun swasta untuk dapat bersinergi dan bersatu dalam upaya penanggulangan stunting ini.
Terkait upaya pencegahan dan penanganan kasus Stunting ini, Bupati Bartim mengarapkan intervensi dapat dilakukan oleh semua sektor, baik sektor kesehatan dan non kesehatan dimana dukungan tersebut diantaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi, dan utamakan pemahaman secara baik, serta kepedulian masing-masing individu, berikut masyarakat untuk mengoptimalkan peran sertanya dalam upaya penanggulangan stunting.
“Masalah gizi tetap harus menjadi prioritas yang tidak boleh kita abaikan, oleh karenanya kepada seluruh Perangkat Daerah bersama Stakeholder terkait untuk bisa melakukan upaya pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi mereka yang rentan seperti ibu hamil dan anak balita agar bisa tetap terpenuhi dengan baik,” pinta Bupati Bartim.
Ditingkat desa/kelurahan, Bupati Bartim meminta, para bidan desa dan petugas gizi puskesmas bersama-sama dengan kader dimasing-masing desa/kelurahan untuk dapat melakukan pendampingan dan pemantauan balita yang berpotensi stunting agar bisa ditangani secara bersama. Selain itu untuk seluruh Kepala Desa agar wajib menyusun perencanaan anggaran dan kegiatan untuk percepatan penurunan stunting ini, melalui anggaran desa masing-masing.
“Kemudian pada tingkat kecamatan, yang dalam hal ini kepada seluruh Camat selaku Ketua TPPS Tingkat Kecamatan agar dapat bertanggungjawab memfasilitasi dan mengkoordinir serta melakukan pemantauan di tingkat desa dan kelurahan dalam hal pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanganan stunting agar dapat berjalan dengan baik,” pungkasnya.(cak)
1,742 total, 2 kali dibaca hari ini